Pendarahan
Pengertian Perdarahan
Sistem peredaran darah yang terdiri dari 3 komponen utama yaitu jantung, pembuluh darah dan darah.
Dalam tubuh manusia darah relatif selalu berada dalam pembuluh darah kecuali
pada saat masuk dalam jaringan untuk melakukan pertukaran bahan makanan dan
oksigen dengan zat sisa pembakaran tubuh dan karbondioksida.
Jantung
Bagian sebelah kiri menerima darah yang kaya dengan oksigen setelah
diproses dari paru – paru untuk selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh.
Bagian sebelah kanan menerima darah dari tubuh dan meneruskan ke paru –
paru untuk kembali diperkaya dengan oksigen.
Arteri/Pembuluh Nadi
Adalah pembuluh darah yang mengangkut darah yang kaya dengan oksigen ke
seluruh tubuh. Darah yang keluar berwarna merah segar dan memancar
Vena/Pembuluh Balik
Adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari seluruh tubuh kembali ke
jantung. Darah yang keluar mengalir dan berwarna merah gelap
Kapiler/Pembuluh Rambut
Arteri akan terbagi – bagi menjadi pembuluh yang lebih kecil sehingga
dapat mencapai hingga lebih dekat dengan kulit. Darah yang keluar sangat
sedikit dan kadang hanya berupa titik-titik perdarahan
Denyut
Dapat dirasakan dengan mudah pada daerah dimana Arteri/Pembuluh Nadi
berada dekat dengan kulit.
Lokasi pengecekan denyut yang paling mudah:
1.
Radial – Berada di pergelangan tangan
2.
Carotid – Berada di leher
3.
Femoral – Berada di lipatan paha
Setiap kali jantung berdetak, anda dapat merasakan
denyutnya pada sistem arteri.
Darah
Komposisi
Terdiri atas sel darah putih, sel darah merah, dan plasma darah.
Sumber Perdarahan
Perdarahan terjadi apabila darah keluar dari pembuluh darah oleh berbagai
sebab seperti cedera atau penyakit.
Berdasarkan sumber
perdarahan:
a.
Perdarahan
nadi
b.
Perdarahan
pembuluh balik
c.
Perdarahan
pembuluh rambut
Jenis Perdarahan
Perdarahan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
Perdarahan luar (terbuka), bila kulit juga cedera sehingga darah
bisa keluar dari tubuh dan terlihat ada di luar tubuh.
Perdarahan dalam (tertutup), jika kulit tidak rusak sehingga darah
tidak bisa mengalir langsung keluar tubuh.
Perdarahan yang harus segera
ditangani adalah perdarahan yang dapat mengancam nyawa.
Perdarahan luar
Untuk membantu memperkirakan berapa banyak darah yang telah keluar dari
tubuh penderita, hal yang dipakai adalah keluhan korban dan tanda vital. Bila
keluhan korban sudah mengarah ke gejala dan tanda syok seperti yang dibahas
dalam topik ini maka penolong wajib mencurigai bahwa kehilangan darah terjadi
dalam jumlah yang cukup banyak.
Perawatan untuk Perdarahan luar
a.
Tekanan
Langsung
b.
Elevasi
c.
Titik
Tekan
d.
Immobilisasi
Menggunakan Torniket
Torniket hanya digunakan dalam keadaan gawat darurat dimana tidak ada cara
lain utnuk menghentikan perdarahan. Torniket diaplikasikan sedekat mungkin
dengan titik perdarahan.
Perdarahan dalam
Perdarahan dalam dapat berkisar dari skala kecil hingga yang mengancam
jiwa penderita. Kehilangan darah tidak dapat diamati pada perdarahan dalam.
Gejala dan Tanda
Beberapa tanda perdarahan dalam dapat diidentifikasi. Beberapa adalah
sbb.:
a.
Batuk
darah berwarna merah muda
b.
Memuntahkan
darah berwarna gelap (seperti ampas kopi)
c.
Terdapat
memar
d.
Bagian
Abdomen terasa lunak
Perawatan untuk Perdarahan dalam
Ingatlah untuk menggunakan standard universal, amankan
lokasi kejadian dan hubungi tenaga terlatih.
- Jaga
jalan napas tetap terbuka dan berikan oksigen sesuai peraturan
- Pertahankan
panas tubuh penderita, tapi jangan sampai kepanasan
- Atasi
Syok
- Pindahkan
penderita secepatnya
Laporkan kemungkinan adanya
perdarahan dalam kepada tenaga terlatih segera setelah mereka tiba di lokasi.
Bahaya lain pada perdarahan adalah kemungkinan terjadinya
penularan penyakit. Banyak kuman penyakit bertahan hidup di dalam darah
manusia, sehingga bila darah korban ini bisa masuk kedalam tubuh penolong maka
ada kemungkinan penolong dapat tertular penyakit.
Perdarahan dalam harus dicurigai pada beberapa keadaan seperti :
- Riwayat benturan benda tumpul yang
kuat
- Memar
- Batuk darah
- Muntah darah
- Buang air besar atau air kecil
berdarah
- Luka tusuk
- Patah tulang tertutup
- Nyeri tekan, kaku atau kejang
dinding perut
Perawatan Perdarahan
- Perlindungan terhadap infeksi pada
penanganan perdarahan :
a.
Pakai
APD agar tidak terkena darah atau cairan tubuh korban.
b.
Jangan
menyentuh mulut, hidung, mata, makanan sewaktu memberi perawatan
c.
Cucilah
tangan segera setelah selesai merawat
d.
Dekontaminasi
atau buang bahan yang sudah ternoda dengan darah atau cairan tubuh korban.
- Pada perdarahan besar:
a. Jangan buang waktu mencari penutup luka
b.
Tekan
langsung dengan tangan (sebaiknya menggunakan sarung tangan) atau dengan bahan
lain.
c.
Bila
tidak berhenti maka tinggikan bagian tersebut lebih tinggi dari jantung (hanya
pada alat gerak), bila masih belum berhenti maka lakukan penekanan pada
titik-titik tekan.
d. Pertahankan dan tekan cukup kuat.
e. Pasang pembalutan penekan
- Pada perdarahan ringan atau
terkendali :
a. Gunakan tekanan langsung dengan penutup
luka
b. Tekan sampai perdarahan terkendali
c. Pertahankan penutup luka dan balut
d. Sebaiknya jangan melepas penutup luka
atau balutan pertama
- Perdarahan dalam atau curiga ada
perdarahan dalam
a. Baringkan dan istirahatkan penderita
b. Buka jalan napas dan pertahankan
c. Periksa berkala pernapasan dan denyut
nadi
d. Perawatan syok bila terjadi syok atau
diduga akan menjadi syok
e. Jangan beri makan dan minum
f. Rawatlah cedera berat lainnya bila ada
g. Rujuk ke fasilitas kesehatan
Penanganan perdarahan berarti
mengendalikan perdarahan, bukan berarti
Syok
Syok terjadi bila sistem peredaran darah (sirkulasi) gagal mengirimkan
darah yang mengandung oksigen dan bahan nutrisi ke alat tubuh yang penting (terutama
otak, jantung dan paru-paru).
Penyebab
Ø
Kegagalan
jantung memompa darah
Ø
Kehilangan
darah dalam jumlah besar
Ø
Pelebaran
( dilatasi ) pembuluh darah yang luas, sehingga darah
tidak dapat mengisinya dengan
baik
Ø
Kekurangan
cairan tubuh yang banyak misalnya diare.
Gejala dan tanda syok
Ø Nadi cepat dan lemah
Ø Napas cepat dan dangkal
Ø Kulit pucat,dingin dan lembab
Ø Sering kebiruan pada bibir dan cuping
telinga
Ø Haus
Ø Mual dan muntah
Ø Lemah dan pusing
Ø Merasa seperti mau kiamat, gelisah
Penanganan syok
Ø Bawa penderita ke tempat teduh dan aman
Ø
Tidurkan
telentang, tungkai ditinggikan 20 – 30 cm bila tidak ada kecurigaan patah
tulang belakang atau patah tungkai. Bila menggunakan papan spinal atau tandu
maka angkat bagian kaki.
Ø Pakaian penderita dilonggarkan
Ø Cegah kehilangan panas tubuh dengan beri
selimut penutup
Ø Tenangkan penderita
Ø Pastikan jalan napas dan pernapasan baik.
Ø Kontrol perdarahan dan rawat cedera
lainnya bila ada
Ø Jangan beri makan dan minum.
Ø Periksa berkala tanda vital secara
berkala
Ø Rujuk ke fasilitas kesehatan
Jaringan Lunak
Pengertian
Cedera jaringan lunak adalah cedera yang melibatkan
jaringan kulit, otot, saraf atau
pembuluh darah akibat suatu ruda paksa. Keadaan ini umumnya dikenal dengan
istilah luka. Beberapa penyulit yang dapat terjadi adalah perdarahan,
kelumpuhan serta berbagai gangguan
lainnya sesuai dengan penyebab dan beratnya cedera yang terjadi.
Klasifikasi Luka
Luka secara garis
besar dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Luka terbuka
Cedera jaringan lunak disertai kerusakan / terputusnya
jaringan kulit yaitu rusaknya kulit dan bisa disertai jaringan di bawah kulit.
b. Luka tertutup
Cedera jaringan lunak tanpa kerusakan/terputusnya jaringan
kulit, yang rusak hanya jaringan di bawah kulit.
Pembagian ini tidak menjadi
penentu berat ringannya suatu cedera.
Luka Terbuka
Luka terbuka dapat
ditemukan dalam berbagai bentuk diantaranya :
a.
Luka lecet
Terjadi biasanya akibat gesekan dengan permukaan yang
tidak rata
b.
Luka robek
Luka ini memiliki ciri tepi yang tidak beraturan, biasanya
terjadi akibat tumbukan dengan benda yang relatif tumpul. Merupakan luka yang
paling banyak ditemukan.
c.
Luka sayat
Diakibatkan oleh benda tajam yang mengenai tubuh manusia.
Bentuk lukanya biasanya rapi. Sering merupakan kasus kriminal
d.
Luka tusuk
Terjadi bila benda yang melukai bisa masuk jauh ke dalam
tubuh, biasanya kedalaman luka jauh dibandingkan lebar luka. Bahayanya alat
dalam tubuh mungkin terkena.
e.
Luka avulsi
Luka ini ditandai dengan bagian tubuh yang terlepas, namun masih ada
bagian yang menempel.
f.
Luka amputasi
Bagian tubuh tertentu putus.
Luka Tertutup
Luka tertutup yang
sering ditemukan adalah :
a.
Luka memar
Terjadi akibat benturan dengan benda tumpul, biasanya
terjadi di daerah permukaan tubuh, darah keluar dari pembuluh dan terkumpul di
bawah hulit sehingga bisa terlihat dari luar berupa warna merah kebiruan
b.
Hematoma (darah yang terkumpul di
jaringan)
Prinsipnya sama dengan luka memar tetapi pembuluh darah
yang rusak berada jauh di bawah permukaan kulit dan biasanya besar, sehingga
yang terlihat adalah bengkak, biasanya besar yang kemerahan.
c.
Luka remuk
Terjadi akibat himpitan gaya yang sangat besar. Dapat juga
menjadi luka terbuka. Biasanya tulang menajadi patah di beberapa tempat.
Penutup dan Pembalut Luka
Penutup luka
1. Membantu mengendalikan perdarahan
2. Mencegah kontaminasi lebih lanjut
3. Mempercepat penyembuhan
4. Mengurangi nyeri
Pembalut
Pembalut adalah bahan yang digunakan untuk mempertahankan
penutup luka. Bahan pembalut dibuat dari bermacam materi kain.
Fungsi pembalut
- Penekanan untuk membantu
menghentikan perdarahan.
- Mempertahankan penutup luka pada
tempatnya.
- Menjadi penopang untuk bagian tubuh
yang cedera.
Pemasangan yang baik akan membantu proses penyembuhan.
Beberapa jenis pembalut
Ø Pembalut pita/gulung.
Ø Pembalut segitiga (mitela).
Ø Pembalut penekan.
Penutupan luka
Ø
Penutup
luka harus meliputi seluruh permukaan luka.
Ø
Upayakan
permukaan luka sebersih mungkin sebelum menutup luka, kecuali bila luka
disertai perdarahan, maka prioritasnya adalah menghentikan perdarahan tersebut.
Ø
Pemasangan
penutup luka harus dilakukan sedemikian rupa sehingga permukaan penutup yang
menempel pada bagian luka tidak terkontaminasi
Pembalutan
Ø
Jangan
memasang pembalut sampai perdarahan terhenti, kecuali pembalutan penekanan
untuk menghentikan perdarahan.
Ø
Jangan
membalut terlalu kencang atau terlalu longgar.
Ø
Jangan
biarkan ujung bahan terurai, karena dapat tersangkut pada saat memindahkan
korban
Ø
Bila
membalut luka yang kecil sebaiknya daerah yang dibalut lebih lebar untuk menambah luasnya permukaan yang mengalami tekanan diperluas sehingga mencegah
terjadinya kerusakan jaringan.
Ø
Jangan
menutupi ujung jari, bagian ini dapat menjadi petunjuk apabila pembalutan
kita terlalu kuat yaitu dengan mengamati
ujung jari. Bila pucat artinya pembalutan terlalu kuat dan harus diperbaiki.
Ø
Khusus
pada anggota gerak pembalutan dilakukan dari bagian yang jauh lebih dahulu lalu
mendekati tubuh.
Ø
Lakukan
pembalutan dalam posisi yang diinginkan, misalnya untuk pembalutan sendi jangan
berusaha menekuk sendi bila dibalut dalam keadaan lurus.
Penggunaan penutup luka penekan
Kombinasi penutup luka dan pembalut dapat juga dipakai
untuk membantu melakukan tekanan langsung pada kasus perdarahan.
Langkah-langkahnya :
- Tempatkan beberapa penutup luka
kasa steril langsung atas luka dan tekan.
- Beri bantalan penutup luka.
- Gunakan pembalut rekat, menahan
penutup luka.
- Balut.
- Periksa denyut nadi ujung bawah
daerah luka (distal).
Perawatan luka Terbuka
1.
Pastikan
daerah luka terlihat
2.
Bersihkan
daerah sekitar luka
3.
Kontrol
perdarahan bila ada
4.
Cegah
kontaminasi lanjut
5.
Beri
penutup luka dan balut
6.
Baringkan
penderita bila kehilangan banyak darah dan lukanya cukup parah
7.
Tenangkan
penderita
8.
Atasi
syok bila ada, bila perlu rawat pada posisi syok walau syok belum terjadi
9.
Rujuk
ke fasilitas kesehatan
Perawatan Luka Tertutup
Lakukan perawatan seperti
halnya terjadi perdarahan dalam
Khusus untuk luka memar dapat dilakukan pertolongan sebagai berikut :
Ø Berikan
kompres dingin (misalnya kantung es)
Ø Balut tekan
Ø Istirahatkan
anggota gerak tersebut
Ø Tinggikan
anggota gerak tersebut
Bila ada kecurigaan perdarahan
besar maka sebaiknya pederita dirawat seperti syok.
Perawatan
luka dengan benda asing menancap
Langkah-langkah perawatan luka yang disertai dengan menancapnya benda
asing adalah sebagai berikut :
1. Stabilkan benda yang menancap secara
manual.
2. Jangan dicabut. Benda asing yang menancap tidak pernah boleh dicabut
3. Bagian yang luka dibuka sehingga
terlihat dengan jelas.
4.
Kendalikan
perdarahan, hati-hati jangan sampai menekan benda yang menancap
5.
Stabilkan
benda asing tersebut dengan menggunakan penutup luka tebal, atau berbagai
variasi misalnya pembalut donat, pembalut gulung dan lain-lainnya.
6. Rawat syok bila ada
7. Jaga pasien tetap istirahat dan tenang.
8. Rujuk ke fasilitas kesehatan.
Patah Tulang
Cedera Otot Rangka
Alat gerak yang terdiri dari tulang, sendi, jaringan ikat dan otot pada
manusia sangat penting. Setiap cedera atau gangguan yang terjadi pada sistem
ini akan mengakibatkan terganggunya pergerakan seseorang untuk sementara atau
selamanya.
Gangguan yang paling sering
dialami pada cedera otot rangka adalah Patah tulang. Pengertian patah tulang ialah terputusnya jaringan
tulang, baik seluruhnya atau hanya sebagian saja.
Penyebab
Pada dasarnya tulang itu merupakan benda padat, namun
masih sedikit memiliki kelenturan. Bila teregang melampau batas kelenturannya
maka tulang tersebut akan patah.
Cedera dapat terjadi sebagai akibat :
1.
Gaya langsung.
Tulang langsung menerima gaya yang besar sehingga patah.
2.
Gaya tidak langsung.
Gaya yang terjadi pada satu bagian tubuh diteruskan ke
bagian tubuh lainnya yang relatif lemah, sehingga akhirnya bagian lain iilah
yang patah. Bagian yang menerima benturan langsung tidak mengalami cedera
berarti
3.
Gaya puntir.
Selain gaya langsung, juga tulang dapat
menerima puntiran atau terputar sampai patah. Ini sering terjadi pada lengan.
Mekanisme terjadinya cedera harus diperhatikan pada
kasus-kasus yang berhubungan dengan patah tulang. Ini dapat memberikan gambaran
kasar kepada kita seberapa berat cedera yang kita hadapi.
Gejala dan tanda patah tulang
Mengingat besarnya gaya yang diterima maka kadang kasus patah tulang
gejalanya dapat tidak jelas. Beberapa gejala dan tanda yang mungkin dijumpai
pada patah tulang :
- Terjadi
perubahan bentuk pada anggota badan
yang patah. Seing merupakan satu-satunya tanda yang terlihat. Cara yang
paling baik untuk menentukannya adalah dengan membandingkannya dengan sisi
yang sehat.
- Nyeri di daerah yang patah dan kaku pada
saat ditekan atau bila digerakkan.
- Bengkak, disertai memar / perubahan warna
di daerah yang cedera.
- Terdengar
suara berderak pada daerah yang
patah (suara ini tidak perlu dibuktikan dengan menggerakkan bagian cedera
tersebut).
- Mungkin
terlihat bagian tulang yang
patah pada luka.
Pembagian Patah Tulang
Berdasarkan kedaruratannya patah tulang dibagi menjadi 2 yaitu :
- Patah
tulang terbuka
- Patah
tulang tertutup
Yang membedakannya adalah lapisan kulit di atas bagian yang patah. Pada
patah tulang terbuka, kulit di permukaan daerah yang patah terluka. Pada kasus
yang berat bagian tulang yang patah terlihat dari luar. Perbedaannya adalah
jika ada luka maka kuman akan dengan mudah sampai ke tulang, sehingga dapat
terjadi infeksi tulang. Patah tulang terbuka termasuk kedaruratan segera.
Pembidaian
Penanganan patah tulang yang paling utama adalah dengan melakukan
pembidaian. Pembidaian adalah berbagai tindakan dan upaya untuk
mengistirahatkan bagian yang patah.
Tujuan pembidaian
- Mencegah
pergerakan/pergeseran dari ujung tulang yang patah.
- Mengurangi
terjadinya cedera baru disekitar bagian tulang yang patah.
- Memberi
istirahat pada anggota badan yang patah.
- Mengurangi
rasa nyeri.
- Mempercepat
penyembuhan
Beberapa macam jenis bidai :
- Bidai
keras.
Umumnya terbuat dari kayu, alumunium, karton, plastik atau
bahan lain yang kuat dan ringan. Pada dasarnya merupakan bidai yang paling baik
dan sempurna dalam keadaan darurat. Kesulitannya adalah mendapatkan bahan yang
memenuhi syarat di lapangan.
Contoh :
bidai kayu, bidai udara, bidai vakum.
- Bidai
traksi.
Bidai bentuk jadi dan bervariasi tergantung dari
pembuatannya, hanya dipergunakan oleh tenaga yang terlatih khusus, umumnya
dipakai pada patah tulang paha.
Contoh :
bidai traksi tulang paha
- Bidai
improvisasi.
Bidai yang dibuat dengan bahan yang cukup kuat dan ringan
untuk penopang. Pembuatannya sangat tergantung dari bahan yang tersedia dan
kemampuan improvisasi si penolong.
Contoh :
majalah, koran, karton dan lain-lain.
- Gendongan/Belat
dan bebat.
Pembidaian dengan menggunakan pembalut, umumnya dipakai
mitela (kain segitiga) dan memanfaatkan tubuh penderita sebagai sarana untuk
menghentikan pergerakan daerah cedera.
Contoh :
gendongan lengan.
Pedoman umum pembidaian
Membidai dengan bidai jadi ataupun improvisasi, haruslah tetap mengikuti
pedoman umum.
1.
Sedapat
mungkin beritahukan rencana tindakan kepada penderita.
2.
Sebelum
membidai paparkan seluruh bagian yang cedera dan rawat perdarahan bila ada.
3.
Selalu
buka atau bebaskan pakaian pada daerah sendi sebelum membidai, buka perhiasan
di daerah patah atau di bagian distalnya.
4.
Nilai
gerakan-sensasi-sirkulasi (GSS) pada bagian distal cedera sebelum melakukan
pembidaian.
5.
Siapkan
alat-alat selengkapnya.
1.
6.
Jangan berupaya merubah posisi bagian yang cedera. Upayakan membidai dalam
posisi ketika ditemukan.
6.
Jangan
berusaha memasukkan bagian tulang yang patah.
7.
Bidai
harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang diukur lebih
dulu pada anggota badan penderita yang sehat.
8.
Bila
cedera terjadi pada sendi, bidai kedua tulang yang mengapit sendi tersebut.
Upayakan juga membidai sendi distalnya.
9.
Lapisi
bidai dengan bahan yang lunak, bila memungkinkan.
10.
Isilah
bagian yang kosong antara tubuh dengan bidai dengan bahan pelapis.
11.
Ikatan
jangan terlalu keras dan jangan longgar.
12.
Ikatan
harus cukup jumlahnya, dimulai dari sendi yang banyak bergerak, kemudian sendi
atas dari tulang yang patah.
13.
Selesai
dilakukan pembidaian, dilakukan pemeriksaan GSS kembali, bandingkan dengan
pemeriksaan GSS yang pertama.
14.
Jangan
membidai berlebihan.
Pertolongan cedera alat gerak
1.
Lakukan
penilaian dini.
·
Kenali
dan atasi keadaan yang mengancam jiwa.
·
Jangan
terpancing oleh cedera yang terlihat berat.
2.
Lakukan
pemeriksaan fisik.
3.
Stabilkan
bagian yang patah secara manual, pegang sisi sebelah atas dan sebelah bawah
cedera, jangan sampai menambah rasa sakit penderita.
4.
Paparkan
seluruh bagian yang diduga cedera.
5.
Atasi
perdarahan dan rawat luka bila ada.
6.
Siapkan
semua peralatan dan bahan untuk membidai.
7.
Lakukan
pembidaian.
8.
Kurangi
rasa sakit.
·
Istirahatkan
bagian yang cedera.
·
Kompres
es bagian yang cedera (khususnya pada patah tulang tertutup).
9.
Baringkan
penderita pada posisi yang nyaman.
Luka Bakar
Sebab
:
v Panas
v Kimia
v Listrik
v Radiasi
PENGGOLONGAN
Berdasarkan dalamnya luka bakar dibagi menjadi :
1. Luka bakar superfisial (derajat
satu)
Hanya meliputi lapisan kulit yang paling atas saja (epidermis).
Ditandai dengan kemerahan, nyeri dan kadang-kadang bengkak
2. Luka bakar derajat dua (sedikit
lebih dalam)
Meliputi lapisan paling luar kulit
yang rusak dan lapisan dibawahnya terganggu. Luka bakar jenis ini paling
sakit , ditandai dengan gelembung-gelembung pada kulit berisi cairan, bengkak,
kulti kemerahan atau putih, lembab dan rusak.
3. Luka bakar derajat tiga
Lapisan yang terkena tidak terbatas, bahkan dapat sampai ke tulang dan
organ dalam. Luka bakar ini paling berat dan ditandai dengan kulit biasanya
kering, pucat atau putih, namun dapat juga gosong dan hitam.Dapat diikuti
dengan mati rasa karena kerusakan saraf. Daerah disekitarnya nyeri. Berbeda
dengan derajat satu dan dua luka bakar derajat tiga tidak menimbulkan nyeri
Luas luka
bakar
Gambar rumus sembilan
Rumus telapak tangan.
Cara lain untuk menghitung luas
luka bakar adalah embandingkannya dengan luas telapak tangan korban. Telapak
tangan korban dianggap memiliki luas 1% luas permukaan tubuh.
Perlu diingat bahwa perhitungan
luas luka bakar dihitung berdasarkan masing-masing derajat luka bakar.
DERAJAT BERAT LUKA BAKAR
Derajat berat
luka bakar ditentukan oleh dua faktor utama yaitu luasnya permukaan tubuh yang
mengalami luka bakar dan lokasinya.
Luka bakar ringan
·
Luka bakar derajat tiga
kurang dari 2% luas, kecuali pada wajah, tangan, kaki, kemaluan atau saluran
napas
·
Luka bakar derajat dua
kurang dari 15%
·
Luka bakar derajat satu
kurang dari 50%
Luka bakar sedang
· Luka bakar derajat tiga
antara 2% sampai 10%, kecuali pada wajah, tangan, kaki, kemaluan atau saluran
napas
·
Luka bakar derajat dua
antara 15% sampai 30%
·
Luka bakar derajat satu
lebih dari 50%
Luka bakar berat
· Semua luka bakar yang disertai cedera pada
saluran napas, cedera jaringan lunak dan cedera tulang
· Luka bakar derajat dua
atau tiga pada wajah, tangan, kaki, kemaluan atau saluran napas
·
Luka bakar derajat tiga
di atas 10%
·
Luka bakar derajat dua
lebih dari 30%
·
Luka bakar yang
disertai cedera alat gerak
·
Luka bakar mengelilingi alat gerak
Beberapa
penyulit pada luka bakar adalah :
1. Usia penderita, biasanya mereka dengan usia kurang dari 5
tahun atau lebih dari 55 tahun. Penanganan kelompok usia ini biasanya
lebih sulit.
2. Adanya penyakit penyerta. Proses penatalaksanaan sering
menjadi sukar dan berkepanjangan.
Penatalaksanaan
luka bakar
·
Keamanan keadaan
·
Keamanan penolong dan orang lain
1. Hentikan proses luka bakarnya. Alirkan air dingin pada
bagian yang terkena. Bila ada bahan kimia alirkan air terus menerus
sekurang-kurangnya selama 20 menit
2. Buka
pakaian dan perhiasan
3. Lakukan
penilaian dini
4. Berikan
pernapasan buatan bila perlu
5. Tentukan derajat berat dan luas luka bakar
6. Tutup luka bakar dengan penutup luka dan pembalut
longgar, jangan memecahkan gelembungnya. Bila yang terbakar adalah jari-jari
maka balut masing-masing jari tersendiri
7. Upayakan
penderita senyaman mungkin
Keracunan
Pengertian:
Racun
adalah suatu zat yang bila masuk dalam tubuh dalam jumlah tertentu dapat
menyebabkan reaksi tubuh yang tidak diinginkan bahkan dapat menimbulkan
kematian.
Dalam
keadaan sehari-hari ada beberapa zat yang sering digolongkan sebagai racun
namun sebenarnya bahan ini adalah korosif, yaitu dapat menyebabkan luka bakar
pada bagian tubuh dalam bila masuk ke dalam tubuh. Penatalaksanaan penderita
pada kasus ini biasanya disamakan dengan keracunan.
Cara
terjadinya Keracunan pada manusia:
A. Sengaja bunuh diri
Dengan
minum obat-obatan/cairan kimia dalam jumlah yang berlebihan misalnya minum
racun serangga, obat tidur berlebihan. Sering berakhir dengan kematian, kecuali penemuan kasus keracunan tersebut
cepat dan langsung mendapat pertolongan.
B. Keracunan tidak disengaja
Misalnya:
a.
Makan makanan/minuman
yang telah tercemar oleh kuman/ zat kimia tertentu.
b.
Salah minum yang
biasanya terjadi pada anak-anak/orang tua yang sudah pikun misalnya obat kutu
anjing disangka susu dan sebagainya.
c.
Makan singkong yang
mengandung kadar sianida tinggi.
d.
Udara yang tercemar gas
beracun.
Jalur masuknya racun dalam tubuh manusia
1. Melalui mulut/alat pencernaan.
a.
Obat-obatan terutama
obat tidur/penenang, biasanya dalam jumlah besar atau diminum dengan bahan lain
sehingga terjadi reaksi keracunan
b.
Makanan yang mengandung
racun misalnya: singkong, jengkol, tempe bongkrek, oncom, makanan kaleng yang
kadaluarsa.
c.
Baygon, minyak tanah,
zat pembunuh serangga lainnya.
d.
Makanan atau minuman
yang mengandung alkohol (bir, minuman keras)
a.
Perhatikan sekitar
penderita mungkin ditemukan petunjuk mengenai sebab keracunannya, misalnya
botol obat, pembungkus, sisa makanan, sisa muntahan.
2. Melalui pernapasan.
a.
Menghirup
gas beracun/udara beracun (mis. gas mobil dalam kendaraan yang tertutup).
b.
Kebocoran
gas industri.
3. Melalui kulit atau absorbsi (kontak)
Zat kimia/tanaman beracun yang terpapar melalui permukaan
kulit dan dapat meresap ke dalam kulit
tersebut.
Keracunan ini dapat juga terjadi akibat tersentuh binatang
yang memiliki racun pada kulit atau
bagian tubuh lainnya.
4. Melalui suntikan atau gigitan
a. Gigitan / sengatan binatang berbisa (ular,
kalajengking, dll.).
b.
Gigitan binatang laut (ubur-abur, anemon, ketimun laut, gurita, tiram dll).
c.
Obat suntik
Gejala dan tanda keracunan secara umum
Gejala dan tanda keracunan yang khas biasanya sesuai
dengan jalur masuk racun ke dalam tubuh. Bila masuk melalui saluran pencernaan, maka gangguan utama akan terjadi
pada saluran pencernaan. Bila masuk melalui jalan napas maka yang terganggu
adalah pernapasannya dan bila melalui kulit akan terjadi reaksi setempat lebih
dahulu. Gejala lanjutan yang terjadi biasanya sesuai dengan sifat zat
racun tersebut terhadap tubuh.
Gejala
dan tanda keracunan umum :
a.
Riwayat yang
berhubungan dengan proses keracunan
b.
Penurunan
respon
c.
Gangguan
pernapasan
d.
Nyeri
kepala, pusing, gangguan penglihatan
e.
Mual,
muntah, diare
f.
Lemas,
lumpuh, kesemutan
g.
Pucat
atau sianosis
h.
Kejang-kejang
i.
Gangguan
pada kulit
j.
Bekas
suntikan, gigitan, tusukan
k.
Syok
l.
Gangguan
irama jantung dan peredaran darah pada zat tertentu.
Penatalaksanaan
keracunan secara umum :
1.
Pengamanan sekitar,
terutama bila berhubungan dengan gigitan binatang.
2.
Pengamanan penderita
dan penolong terutama bila berada di daerah dengan gas beracun.
3.
Keluarkan penderita
dari daerah berbahaya bila memungkinkan.
4.
Penilaian dini, bila
perlu lakukan RJP.
5.
Bila racun masuk
melalui jalur kontak, maka buka baju penderita dan bersihkan sisa bahan beracun
bila ada
6.
Bila racun masuk
melalui saluran cerna, uapayakan mengencerkan racun .
7.
Awasi
jalan napas, terutama bila respon menurun atau penderita muntah.
8.
Bila keracunan terjadi
secara kontak maka bilaslah daerah yang terkena dengan air.
9.
Bila ada petunjuk
seperti pembungkus, sisa muntahan dan sebagainya sebaiknya diamankan untuk
identifikasi.
10. Penatalaksanaan syok
bila terjadi
11.
Pantaulah tanda vital
secara berkala.
12. Bawa ke fasilitas
kesehatan
0 komentar:
Posting Komentar